Saturday, 24 November 2012

Flood... What a shame....

Rainy days had came, everybody should prepare of their umbrella, or maybe somebody umbrella. I my self, always bring little folded umbrella whether its rainy season or not. It just there in my bag no matter what. Now what I watch in TV everyday is all about rain and flood. Then I thought, how many days were we already in raining season?? I counted and the answer is only about 3weeks!!!
Sad? For absolutely sure. What have we done to earth? Even I didn't experience the flood, still the feel remains. Sad, embarrassed, angry, what I can do to safe the world is reduce the using of plastic bag and reduce the use of electricity. Hope you do the same if you love your home. This is earth, our only home....

Friday, 2 November 2012

Berhala Duniaku


Sudah lima jam aku menanti kamu. Kamu berjanji untuk menjemput aku malam ini kan? Kamu lupa atau kamu melupakan aku ya? Sesungguhnya aku kecewa, kenapa aku terus menerus meratapi kamu yang jauh disana. Sedangkan aku masih mempertanyakan apakah kamu mencintai aku sedikit saja. Seujung kuku. Sudah hampir tiga tahun ini kita terlihat saling mencintai. Kalau saja bapak ibumu lebih menerimaku di rumah kalian, aku akan secepatnya kembali dari Pontianak lalu sebulan sekali akan mengunjungi dan menginap sebentar di kamar adikmu.
Kutinggalkan lamunanku sebentar, lalu kukirimkan pesan dari Blackberryku untukmu. Kulangkahkan kaki ke pub seberang kantorku. Aku meminta kamu untuk menemaniku minum seteguk dua teguk atau berteguk- teguk alkohol malam ini. Lalu, setelah kita tipsy, kau akan menghiburku di kamar. Membicarakan kejadian lucu tadi siang di kantormu, atau hanya menonton tivi sambil tidak peduli satu sama lain, kemudian sibuk mengecek setiap profil facebook teman- teman kita dan membalas twitter dari orang yang tidak kukenal. Walaupun kita hanya bertemu kadang- kadang, tapi rasa sayangku padamu tidak pernah berkurang. Bertambah justru. Apalagi ketika kamu menangis sambil menggenggam ponselmu karena masalah sepele dengan bos atau teman kerjamu, lalu menanyakan kapan kita akan bertemu. Kamu terus mendesak aku mampir ke Jakarta sebulan sekali untuk bertemu. Sekali dua kali kau menangis, aku bisa tahan. Berkali- kali seperti kemarin, aku mau mati rasanya.
Well, aku memang tidak pernah bisa mengerti pikiran kamu. Seringkali kamu terlalu melankolis, menangis tersedu- sedu saat aku meninggalkanmu dua jam untuk bermain billyard dengan teman kantorku. Di saat yang lain, kamu mampu seminggu tak menghubungiku sama sekali. Kamu terlihat tidak peduli. Seperti sekarang ini. Sekarang sudah jam setengah sebelas malam. Orang gila mana yang mau menunggu pacarnya lima jam lebih. Cuma aku. Padahal kamu sering marah- marah kalau aku terlambat dua menit saja. Hei, apakah ini wajar? Mungkin aku terlalu memanjakanmu, membelikan sepatu seharga dua juta saat kamu ngambek, lalu menemanimu pergi ke salon selama tiga jam. Perawatan top to toe. Tapi semua itu terbayar saat kamu tersenyum cantik dengan rambut ikal rapi. Kamu terlihat seperti barbie dengan kulit tanned.
Aku masih menunggu kamu, kuputuskan kalau sampai jam dua belas nanti kamu tidak datang. Aku akan pulang. Dari tadi kuhubungi ponselmu, tapi tak kau angkat- angkat. Apakah aku harus menghubungi ibumu? Tapi setiap dia tau aku menelponmu, dia selalu bilang kamu tidak ada, sedang mandi, sedang makan, sedang tidur, sedang berenang atau belanja. Banyak sekali alasannya. Lagian menghubungi orangtuamu sama saja dengan bunuh diri. Mengiris hati sendiri. Untung saja aku seorang yang optimis. Aku selalu berpikiran bahwa mereka akan menerima hubungan kita nanti.
Ini batang rokokku yang ketujuh. Lama- lama aku bisa menghabiskan satu bungkus untuk menunggumu saja. Begitu mau aku nyalakan, aku melihat kilatan bayanganmu. Hah, itu kamu! Ingin kupeluk rasanya. Kamu datang dengan tersenyum, lalu mencium pipiku. Kau ambil rokok mintku, kau nyalakan, lalu kau hisap asapnya.
"Maaf ya sayang, aku tadi banyak banget kerjaan. Untung kamu orangnya sabar.", katamu sambil tersenyum dan membelai pipiku.
"Lima jam lebih!"
"Sorry, tadi kan aku udah minta maaf..."
Aku hanya mengangkat bahu sambil meneguk alkohol lagi. Kamu hanya tersenyum menatapku. Kalau sudah begini, aku tak mau menatap wajahmu. Aku takut mati. Kamu terlalu cantik.
"Kamu harus bayar lima jam aku. Kemana kita besok? Lusa aku udah harus balik ke Pontianak."
"Hmmm...besok malam aku mau masak buat kamu. Special menu! Gimana?"
"Boleh! Kamu jago ngerayu aku.", kataku sambil menyalakan rokok lagi.
***
Bertemu kamu sebentar saja sudah menjadi candu bagiku. Apa indahnya rindu jika saat merasanya aku menjadi kosong. Kamu adalah berhala bagiku, kusembahyangi dan kupuja. Bukankah jarak menjadi lebih jauh ketika manusia saling jatuh cinta? Kantor kita hanya berjarak dua kilo, tapi dengan perasaan ini, aku berpikir, jarak kita seperti Jakarta- Afrika. Satu malam lagi aku akan berpikir jarak Jakarta- Pontianak akan sejauh Jakarta- Andromeda. Semalam lagi, aku akan kembali ke pekerjaan yang sudah setahun aku tekuni, dan seringkali aku maki. Seringkali aku hanya menutup mata dan berpikir untuk melipat dunia seperti peta, aku dan kamu akan bertemu saat itu.
Kamu akan masak malam ini. Aku yakin seratus persen masakanmu enak, walaupun yakin duaribu persen akan kemanisan. Apalagi saat aku melihat wajahmu. Aku mencintai kamu, terlebih aku mencintai saat menghabiskan waktu denganmu. Satu- satunya yang aku benci adalah waktu. Jam pasir bergerak seribu kali lebih cepat jika kamu di sampingku.
Aku akan memakai kemeja yang waktu itu kau belikan, lalu kusemprotkan parfum maskulin kesukaanmu. Aku berjalan meninggalkan kamar hotelku lalu mencegat taksi. Perasaanku bahagia. Kutinggalkan seratus ribuan untuk Pak Sopir tanpa kembalian. Cepat- cepat aku menuju apartemenmu. Ketika kupencet belnya, satu menit kemudian ratuku datang. Aku disambut oleh bau masakan yang luar biasa.
“Selamat datang di restoran saya. Anda datang di waktu yang tepat. Silahkan memesan menu special hari ini. Ada udang goreng berbalut tepung dengan saus mayonnaise, gurame special dengan saus asam manis. Kangkung cah ekstra pedas dengan telur puyuh.”
“Saya mau semua, please.”, kataku sambil mengecup pipimu.
“Dengan senang hati. Pelanggan adalah raja.”
Lalu kamu sibuk mengatur meja dan mengambilkan nasi dan lauk untukku sambil bersenandung.
“Hari ini aku bakal ngenalin satu orang yang spesial.”, ucapmu sambil tersenyum.
“Oh ya? Siapa?”, tanyaku penasaran. Selama ini kamu tidak pernah mengenalkan seseorang special buatmu.
“Kayaknya sebentar lagi dia datang.”
Tujuh menit berlalu sambil menikmati masakanmu. Ada bel di depan pintu. Kau bergegas untuk menyambut tamu spesialmu. Aku bergegas meninggalkan meja dan menyambut tamu istimewa yang kau janjikan. Kulihat di depan pintu, ada seorang laki- laki tinggi, tampan, dan rapi. Kusodorkan tanganku untuk menyalaminya, tidak sengaja parfumnya tercium, baunya sama dengan parfumku. Sepertinya orang ini benar- benar special. Lalu kau menyebut namanya, dan memperkenalkannya padaku.
“Kenalin, ini Frans, dia itu… pacar aku… jeng jeng jeng…”
Hah? Apa aku tidak salah dengar?
“Frans, ini Jenny, tapi karena dia super duper tomboy begini, aku panggil dia Jay. She is my special best friend ever yang paling sabar sepanjang masa hidup dan mati. Jay, sorry ya, aku mau bikin surprise, jadinya aku ngga cerita- cerita kalau aku lagi deket sama Frans.”
Haha, hanyakah aku yang berpikir bahwa kita saling mencintai. Ternyata kamu terlalu sempurna, terlalu biasa, sama seperti yang lainnya. Aku harus menyiapkan diri untuk tidak menerima telpon ucapan selamat pagi darimu lagi, dan harus bersyukur aku mungkin tidak akan mendengarkan kamu menangis lagi. Kamu sudah menemukan bahu yang lebih kokoh dan kekar.
Selamat malam berhalaku. Ini pertamakalinya aku mengenal kamu dengan sungguh.

-Nia-

Tuesday, 23 October 2012

Kematian yang Sempurna

Rasa ini biadab. Walau sudah kutekuk lutut, kugigit bibir, lalu kuhisap mengalirnya darah bercampur liur bau sampah. Apa tubuhku tidak bisa lebih bahagia dari pikiranku? Kutengadahkan tangan. Aku minta makanan. Yang datang uang. Uang datang tak diharapkan bagai anak haram. Tidak ada lagi yang kubenci selain uang. Gemerincing koin membuatku hanya teringat pada gemeretuk gigi yang beradu karena kedinginan. Tajamnya uang kertas baru menyayat kulit, tidak sampai berdarah, namun perih itu yang membuat sakit semakin tambah. Tidak dalam, tapi mengganggu jika makan.

Sudah cukup aku berfoya- foya dengan kemiskinan, bersenang- senang dengan kesendirian. Hedonisme kelas bawah tidak serumit perasaan perempuan saat datang bulan. Cukup dengan menatap langit yang seperti kanvas kosong, tidak ada bulan dan bintang, tapi masih kulihat bayang- bayang. Lalu aku berpikir, apakah bayang- bayang orang miskin berbeda? Bayang- bayangku terlihat sebagai seorang pengecut yang tak berani menatap hidup. Bahkan, aku pernah berharap supaya bisa terus berjalan di dalam bayang- bayang  yang sepertinya indah, tidak terlihat, namun tetap ada. Kata ibu, bayangan adalah budak cahaya. Sama seperti orang kaya, mereka tidak akan ada jika tanpa orang miskin. Yang mana yang jadi cahaya? Aku atau mereka?

Kemudian itu semua menjadi tidak penting seperti daun yang jatuh dari pohon, menjadi tua dan kering, lalu diinjak orang.  Aku memang miskin, tapi aku sedikit mengerti tentang filosofi hidup walaupun bukan seperti Plato atau Socrates. Bagiku hidup itu perjalanan menuju kematian. Tujuan hidupku adalah kematian. Kulihat tujuan hidupku tidak jauh, terlihat tempatnya dengan kasat mata. Sayangnya aku harus menempuhnya dengan berjalan kaki, dimana orang lain menempuhnya dengan naik kereta kuda, atau bahkan pesawat terbang.

Sampai sekarang aku masih akan bertanya, seperti apa jalan kematianku nanti. Yang aku tahu, aku hanya ingin mati dengan sempurna...

nia



Tuesday, 16 October 2012

Second Birthday in My Blog, to My Dear Monkey



This is the second birthday 'blog' party I arrange for you, monkey. To remember how I love your scent from the first time I met your sweat. Frankly, I don't like this situation when our place is separate far away, 847 KMs this time, and it's happened in your birthday. I never give anything sophisticated for your birthday, but please feel sophisticated love dedicated from someone who like your smell, whether is good or bad.

My present was never good I think, last year I just sent you small cake with candle and wake you up when you're asleep. You didn't want to blow the candle, since you were so sleepy. We did eat the cake in the next morning. I gave some sweet words, printed, and then you kissed me and smile. "Thank's, gorgeous.", always with your beautiful toothless smile.

And finally, I don't want to be so sad in your birthday. Birthday will never become bad day in my way...

"Happy Birthday, my dear Monkey. I love you as the sun loves the earth."



I'll wake you with warm kiss as the sun wake the earth with his warm fondling. *

Foot note:

*) Yeah... Those words works when I'll be your wife later....

 

Love,

nia

Monday, 15 October 2012

Dua Manusia

After watched 'Perahu Kertas 2' the movie, which was surprisingly very good movie as it made me produced lot of tears while watched Remi broke with Kugy. Suddenly I browse the OST, the songs are very great too... One of my fave is 'Dua Manusia' by Dendy Mike.
It's the same genre as Ipang usually sings and makes. Since I found another 'Ipang' here. I'd love to share with you the lyric of this lovely song.... Here we go...

Dua Manusia by Dendy Mike

Meski jalan ini masih kan terus berputar
Ujung jalan ini kau dan aku yang tahu
Semua yang tertawakan kita
Akan berbalik, berharap menjadi kita..

Meski awan ini masih kan t'rus membayangi,
Warna langit ini sejatinya kita tau
Ada dua bintang tuk kau dan aku
Menanti kita tuk kembali bersama

Di angkasa terlukislah kisah kita
Dua manusia yang berputar demi cinta
Mungkin cuma aku dan kamu
Tak terperdaya akan badai ini
Mungkin cuma aku dan kamu
Yang percaya ini semua kan jadi nyata

Meski langkah ini kadang bertambah berat
Sudikah kau tunggu
Relakah kau melepasku ?

Di angkasa terlukislah kisah kita
Dua manusia yang berputar demi cinta
Mungkin cuma aku dan kamu
Tak terperdaya akan badai ini

Mungkin cuma aku dan kamu
Yang percaya semua kan jadi nyata

Mungkin cuman aku dan kamu
Yang percaya ini semua
Kan jadi nyataKan jadi nyata

Source: http://www.blogkaji.com

Monday, 13 August 2012

If You're Not The One

Mendengarkan "If You're Not The One"- nya Daniel Bedingfield. Yeah, call me wanita menye- menye yang masih nangis waktu nonton One Litre of Tears.

Have you find "the one"? Kalo saya sih, sementara sudah. Sementara, sampai ada kata- kata "I do" di depan altar. [caption id="" align="alignnone" width="400" caption="source: http://darrenhardy.success.com"][/caption]

Thursday, 2 August 2012

PDKT dan Analogi Mencontek

Berkutat dengan orang- orang yang jatuh cinta itu bikin bahagia, soalnya tiap hari ngeliat orang yang senyum- senyum sendiri sambil ngeliatin gadgetnya. Saya punya beberapa teman yang sedang jatuh cinta. Lumayan sih, bisa denger cerita mereka sehari- hari. Bikin berseri- seri. Seneng aja ngeliat orang blushing karena hal- hal sederhana. Misalnya waktu ngeliat kecengannya rambutnya berantakan. Ato cuman gara- gara disenyumin doank. Bahagia itu sederhana.

Saya dengan pasti berkata bahwa saya adalah salah satu segmen wanita yang agak agresif kalo lagi jatuh cinta.  Nggak seagresif minta nomor sama orang yang belom kenal sih... Cuman, saya jago bikin skenario.

"Ni, gue hari ini bahagia.", kata Yuna.

"Kenapa?"

"Nggak papa sih, cuman tadi di kereta ngeliat cowok kece."

Lalu Yuna bercerita tentang si Mr. Trainman ini. Ramah, suka senyum dan sayangnya belum sempet kenalan. Yaaah... saya tahu. Yuna ini manis dan pemalu, jadi gak mau kenalan sebenarnya, bukan belom sempet kenalan. Berbekal ceritanya bahwa dia dulu sering bareng seorang cowok di kereta, dan ternyata kecewa karena gak pernah kenalan, gara- gara cowoknya terlihat jutek, saya gemes.

"Kali ini lo harus kenalan, Yun...", menurut saya ini plan B Tuhan. Soalnya plan A-nya dulu nggak berhasil, cowoknya terlalu jutek, dan ceweknya terlalu pemalu.

Lalu saya ber-analogi.

"Yun, PDKT  sama orang kayak gini ibaratnya mencontek. Lo lagi nyontek waktu ujian, bobotnya 50% dan lo tau pengawasnya itu senior lo di kampus. Keliatannya galak sih, tapi lo gak kenal dia. Lo duduk paling depan, dan sempet dipelototin soalnya gelisah gara- gara ga tau jawaban sama sekali. Pilihan lo cuman dua:

  1. Lo nggak nyontek sama sekali soalnya lo takut dilaporin sama pengawas. Akibat : lo ga bisa jawab soal sama sekali. Nilai lo akan jadi E.

  2. Lo akan coba nyontek, ngeluarin kertas contekan dari kantong celana lo. Masa bodok dengan pengawas walaupun dipelototin dan disuruh masukin contekannya. Akibat: Kalau dilaporin nilai dapet E, kalau ga dilaporin, berarti lo hoki. Bisa dapet minimal B lah, kalau dapet A alhamdulilah...


Tinggal lo pilih aja Yun, yang mana..."

Kalau gue akan pilih nyontek, toh nggak akan ada ruginya. Semua itu diawali dengan anggukan dan senyuman, lalu basa- basi 'mau pergi kemana' atau 'eh, ketemu lagi', atau cuman sekedar 'hai'. Lama- lama jadi follow twitter, tukeran facebook sampai mungkin bisa tukeran cincin. Who knows?

Saya pilih mencontek :D

Thursday, 21 June 2012

Ready for Astronomy

Ini sebenarnya gara- gara mimpi. Ya... saya memang orang yang sangat memperhatikan mimpi dan hal- hal seperti imajinasi yang terlalu imajiner seperti itu. Dari situlah saya hidup.

Mimpinya sebenernya udah lupa kayak gimana, tapi yang jelas, saya memimpikan supermoon yang sangat super, bulannya keliatan segede gunung, dan gunungnya cuman keliatan kayak gunung teletabis. Bulannya merah. Oke, habis itu bulan punya satelit buatan manusia, berhubung bulannya lagi supermoon, makanya satelitnya juga keliatan banget lagi ngiderin bulan. Alhasil terjadi "gerhana bulan oleh satelit". Di bumi keliatan bayangan satelitnya.

Anyway, absurd. Very.

That's why saya berniat belajar ilmu kosmik dan astronomi. Penasaran, siapa tau, lewat mimpi Tuhan mau menunjukkan bahwa saya lebih cocok jadi astronot daripada market researcher :D.

 

Cheers,

Nia

Monday, 23 April 2012

Matur Sembah Nuwun

Sudah lama, saya ingin posting ini. Saya baru ingat sekarang. Mungkin karena euforia yang tak seberapa itu. Kenapa? Akhirnya saya lulus! Yeah! Waktu dosen pembimbing saya bilang, "selamat, Nia, kamu lulus." Saya langsung joget shuffle di ruang sidang, walaupun sebenarnya saya udah tau kalo saya pasti lulus (sombong dikit hahaha).

Tidak mau jadi orang sombong dan lupa akan kerendahan hati yang biasa diajarkan di PMP waktu eSDe, saya ingin mengucapkan 'Matur Sembah Nuwun' untuk semua pihak yang terkait secara langsung maupun tidak dalam kuliah dan penyelesaian TA saya selama 5,5 tahun di IT Telkom Bandung jurusan Teknik Informatika. Sekarang, saya menyandang gelar S.T di belakang nama saya. Puas? Sedikit. Kalau manusia cepat puasnya, kapan majunya??

Lembar Persembahan
Banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengerjaan tugas akhir ini. Penulis mempersembahkan setiap lembar tugas akhir ini kepada semua yang tertulis di lembar ini.




  1. Terimakasih kepada Sang Bijaksana pencipta semesta. Ketika aku membuka mata dan sadar bahwa aku masih bisa bernafas, aku merasa Kau ada, mendampingiku dalam setiap kata yang kutulis pada buku harian waktu. Terimakasih karena kuboleh memanggilMu Bapa. Terimakasih kepada hati Yesus tak bernoda, dan kepada Bunda Maria yang selalu berdoa bagi anak- anaknya.

  2. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu. Atas semangat yang selalu dilimpahkan seperti hujan di bulan Desember. Untuk doa yang terus menerus terucap dari hati orangtua kepada anaknya. Sampai ketika aku menutup mata nanti, aku tak akan bisa membayar kasih yang tak pernah terucapkan oleh kata.Terimakasih untuk adik- adik tercinta, Leo dan Tika. Semoga aku sebagai kakak, memberi pesan yang baik bagi kalian berdua.

  3. Terimakasih untuk Kristian Mahendra Keize. Seorang yang sangat luar biasa dalam menghadapi hidup, yang selalu memberikan semangat dan menjalani apapun dengan berpikir secara sederhana dalam tawa dan bijaksana dalam kecerdasan.

  4. Terimakasih untuk Ibu Vera Suryani dan Ibu Setyorini, yang selalu membimbing, memberikan saran dan semangat untuk menyelesaikan segala sesuatu yang tertinggal di kampus tercinta, agar segala kewajiban terpenuhi dan segala cita- cita terengkuh.

  5. Terimakasih untuk Keluarga Mahasiswa Katholik IT Telkom. Di sinilah tempat untuk belajar, tertawa, dan beriman. Kebahagiaan selalu berada di dalamnya saat aku merasakan duka. Semoga kalian terus selalu membentuk keluarga baru.

  6. Terimakasih untuk keluarga besar Sukapura Indah, Reni, Siska, Agnes, Nawang, Pandu, Birawa, Hendro, Christian, Ari, Gatot, Dhea, Corry, Grace, Lucia, Patricia, Arman, Desi, Ferico, Ipam, Dito, Amos, dan Mas Sukar. Kalian telah memberikan suara di tempat yang sunyi. Menyanyikan lagu yang tak pernah terdengar.

  7. Terimakasih kepada keluarga KSR IT Telkom, khususnya Toni, Fitri, Desta, Andry, Setyo, Deri, Latif, Vita, Medya, pelajaran yang berharga telah diberikan. Bahwa kemanusiaan dan kesukarelaan adalah sesuatu berharga yang harus tetap dijaga.

  8. Terimakasih untuk Common lab, yang telah mengijinkan aku untuk bergabung ke dunia yang lain dari sebelumnya aku pernah bayangkan. Membagikan ilmu bagi orang lain itu menyenangkan.

  9. Terimakasih untuk teman teman IF, terutama IF-30-01 termasuk ibu- ibu PKK. Kalian luar biasa! We win! Kepada Anggi Sophian Sipahutar, sahabat pena digital, teman bercerita dan teman menderita, aku yakin kamu juga bisa.

  10. Terimakasih kepada alam, yang mengajarkan bahwa tujuan hidup adalah keselamatan setelah mencapai puncak tertinggi. Walaupun untuk menempuhnya, banyak tanjakan curam dan lubang yang dalam, semakin sering aku kelelahan dan terjatuh, aku teringat untuk beristirahat dan bangkit lagi.


“ Mimpi membuat aku menjalani hidup. Aku bermimpi dalam kehidupan. Ketika aku berhenti bermimpi, aku berhenti hidup.”

 

Saturday, 18 February 2012

Dear Estrogen

Saat- saat wanita menyalahkan estrogen: ketika setiap malam diam- diam menyalakan microwave sambil memasak mi instan

Saat- saat pria menyalahkan estrogen: setiap saat

 

That's why... We call it estrogen syndrome
 

I am Nia Template by Ipietoon Cute Blog Design