Tuesday, 15 November 2011

-?-

Tidak bolehkah aku sedikit terpesona,
pada hitam keriting rambutmu yang selalu kau cukur dua senti di atas kulit kepala
atau pada legam tubuhmu yang menjelaga karena pigmen yang tak merata

Kamu harusnya memang selalu ada,
meskipun hanya untuk memujaku semata.
Setiap aku mengucapkan selamat di pagi hari karena masih bisa bernapas lega,
walaupun dunia sudah mulai berduka

Sumbang nyanyianmu meretas sukma,
kapankah kita akan mulai mencinta?
Ternyata kamu hidup di dunia maya...

Monday, 14 November 2011

23

Hari ini aku bertanya- tanya, ketika Bapak sedang panik karena istrinya akan melahirkan anak pertama. Seperti apakah dia? Ketika ibu merasakan kesakitan bukaan di rahimnya, seperti apa wajahnya? Ketika seorang anak manusia akan memulai mencari dosa, apa yang dipikirkannya?

Sejak pertama aku memandang cermin, aku langsung jatuh cinta. Terpesona akan keindahan diri sendiri. Lalu memuji Sang Pencipta, mengapa Dia bisa membuat makhluk seperti ini. Hormatku ya Tuhan, atas segala sentuhan Mu pada diriku.

Aku kini 23.

Wednesday, 2 November 2011

Sebenernya Sih....

Sebenernya sih... Pengen banget nulis dengan kata- kata sophisticated, biar keliatan ciamik dan dahsyat. Cuman kenapa ya, vocab bahasa Indonesia saya tidak begitu banyak... Kalau dibandingkan dengan penulis lainnya, saya jadi merasa rendah diri.

Yah, mungkin untuk sementara, ini udah keren, biar begini adanya. Saya berbicara dengan otak saya yang sederhana, tidak ingin membuat orang berkerut jidat dan lapar mata mencari bahan bacaan lain. Minimal, tujuan saya menulis harus terwujud ketika orang membaca tulisan saya: terhibur. Mungkin sedikit mengerutkan jidat, tapi tidak sampai malas membaca.

Mungkin sekali- kali saya harus mencoba membawakan tulisan yang banyak artinya dan vocabnya harus nyari dua hari sebelumnya...

Ciao!

Puisi Hujan

Perhatikan saja, setiap orang yang memandang hujan
Lalu merindukan panas mentari dan mengumpat kenapa hujan lagi
Namun ketika mentari itu datang, mereka beranjak pergi
Bukan berterimakasih atas sang hari

Perhatikan saja, setiap orang yang memandang hujan
Mengambil gitar untuk memainkan lagu
Sambil mengingat kekasih yang telah berlalu
Mereka menciptakan lagu hujannya

Perhatikan saja, setiap orang yang memandang hujan
Lalu menangis, menemani hujan membasahi bumi
Lalu menjadi sendu, tiba- tiba kelabu
Menantikan seseorang yang dulu ada, dan sekarang tak akan kembali

Perhatikan saja, setiap orang yang memandang hujan
Kembali tak acuh dengan rintiknya
Lalu menulis puisi tentang orang lain yang memandang hujan
Tidak pernah peduli hujan dan terang, kemudian tertidur

Siapakah yang mengharapkan hujan?

Sunday, 23 October 2011

Pandangan Mata Ilham

Sudah limabelas ribu kali aku memejamkan mata, mencoba untuk tertidur. Domba yang aku coba hitung juga sudah habis. Mereka terlalu kelelahan melompat- lompat di pikiranku. Kuistirahatkan saja mereka. Biar kenangan kemarin, kemarin lusa, dan kemarinnya lagi berputar- putar di kepalaku. Aku sendiri tidak tahu kenapa kamu terus bermain di sini, pertama di depan kelasku. Lalu di lapangan basket, lapangan futsal, lama kelamaan kamu bermain di kepalaku. Kamu serakah. Hatikupun kau jadikan tempat bermain.

Pertamakali aku jatuh cinta, ya dengan kamu.  Kamu yang mengantarkan getaran itu setiap kali melewati kelasku. Kamu satu- satunya lelaki yang berani menatap mataku secara langsung, walaupun tanpa tersenyum. Menghantarkan sesuatu yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya dengan orang lain.

Aku selalu menantikan jam istirahat selama limabelas menit itu, karena kamu akan berbetah- betahan di kelasku sambil memainkan lagu Kasih Tak Sampai dengan gitar dan suara serakmu. Lalu aku akan memilih untuk mencuri pandang denganmu dan tidak menuju kantin untuk makan siang. Menahan lapar buat kamu. Terdengar romantis. Padahal sebelumnya aku tidak tahu siapa namamu.

Aku tak sabar untuk menunggu esok hari tiba. Menunggu kamu mendatangi kelasku untuk meminjam buku pelajaran yang ketinggalan kepada Billy. Kemudian mata kita akan bertemu, menghasilkan ikatan kimia dan memunculkan hormon endorphin di kepalaku.

Sekolah tak pernah seindah ini sebelum kamu memandangku. Hari ini aku akan memberanikan diri untuk berkenalan denganmu. Aku akan main ke kelasmu dan berpura- pura menanyakan namamu. Sudah belasan kali kulatih ini di cermin. Walaupun begitu, aku masih gemetar dan sakit perut begitu wajahmu terbayang di mataku.

“Hei”, kataku memberanikan diri

“Hei!”

“Mmm… boleh pinjem buku sejarah? Punyaku ketinggalan di rumah.”, trik nomor satu, kataku dalam hati.

“Oh, boleh. Kebetulan aku bawa. Sebentar ya… Hmmm… ini dia bukunya.”, katanya sambil tersenyum manis.

“Thanks! By the way, aku Sheila.”, kataku sambil mengulurkan tangan.

“Oh, aku Ilham.”, jawabnya.  “Aku sudah tahu kok nama kamu.”

Wow… kurasakan detak jantung yang semakin kencang. Sepertinya ini pertanda yang baik.

“Oh ya? Tau dari mana?”, semoga aku bisa menyembunyikan kebahagiaanku yang berlebih.

“Haha… pasti tahu lah. Kamu kan yang duduk di depan Ninda?”, jawabnya

“Iya…”

Wow, ternyata dia sampai hapal siapa teman di belakangku! Aku ingin melompat- lompat bahagia.

“Eh, nanti kalau udah masuk kelas, tolong sampaikan salam aku ya buat dia. Ehm… sori nih, kita baru kenalan tapi aku udah begini. Kamu tahu gak, dia lagi naksir siapa?”, tanyanya sambil malu- malu.

“Oh…”, aku mencoba menyusun kata.

Jadi selama ini Ninda? Astaga… Aku terlalu bodoh untuk mengira bahwa dia memandangku. Selalu berjaga di kelasku setiap jam istirahat demi melihatku. Ternyata bukan. Arrgh… ingin kumaki diriku.

“Oh…ehm… Ninda ya? Sayangnya dia udah punya pacar.”, jawabku kaku.

“Masa? Aku gak pernah liat dia jalan sama seseorang…”

“iya, pacarnya itu guru lesnya.”, kataku serius.

“I see.”

Ilham, cahayamu lalu redup seketika. Jika kamu lilin, harusnya aku yang menyalakan kamu.

Tinggalkan Ninda, Ilham… Malam ini aku tidak bisa terpejam lagi.

#FFDadakan @nulisbuku

Saturday, 15 October 2011

Basa Basi Hadiah Ulang Tahun

Dear Monyetku,

Betul, ini adalah surat untuk kamu. Kamu pasti tahu kalau aku sayang kamu. Tidak pernah seharipun aku melewatkan kamu dalam mimpi- mimpiku. Kamu juga pasti menanti mimpi- mimpi kita yang belum terwujud. Tenang saja, waktu tidak akan lari kemana ketika aku menggenggam tanganmu. Kita akan meninggalkan waktu jauh di belakang saat kita melangkah. Dimana ada kamu, waktu duniaku menjadi terhenti walaupun waktumu terus berlari. Waktu itu juga yang sudah menjadikan kamu seperti sekarang, yang lebih kuat dan bahagia. Lebih gembira, walaupun tak ada yang menjaga.

Eh, sadarkah kamu, kita selalu membagi mimpi bersama. Itu yang membuat kita bahagia. Aku bahagia. Apalagi ketika aku melihatmu memandang tembok dengan tatapan kosong, memikirkan sesuatu yang masiv bagimu. Kamu begitu mempesona, ya… setidaknya di mataku. Apalagi ketika melihat kerutan di ujung matamu ketika kau tertawa.

Sudah cukup basa basinya. Aku hanya ingin mengucapkan selamat sayang, sudah menempuh 9125 hari di dunia. Kamu berhasil melaluinya bahkan dengan cara yang luar biasa, dengan cara istimewa. Sampai detik ini pun aku masih bertanya- tanya, bagaimana bisa kamu bertahan hidup dengan keadaan seperti dulu. Selamat telah mencapai apa yang sudah kamu inginkan dan belum kamu dapatkan. Sesekalinya kamu harus bersyukur, walaupun dalam hati.

Berarti, aku tinggal menanti harapan- harapan yang tidak disertai dengan tiupan lilin di hari ulangtahunmu ini. Aku percaya, bahwa setiap harapan akan terwujud, diiringi dengan doa, dan kerja keras yang selama ini kau lakukan.

Monyetku, ini bukan pisang, tapi surat untukmu. Semoga kau bahagia, tidak hanya di hari ulangtahunmu. Tapi juga di hari lain, apalagi ketika bersamaku.

 

Love,

Marmut yang baru tercipta tadi malam

 

Teruntuk: Kristian Mahendra Keize
Selamat ulang tahun yang ke 25

Sunday, 9 October 2011

Jalan Menuju Mimpi

Kebiasaan saya akhir- akhir ini adalah menulis tanpa tau apa yang saya tulis. Berdasarkan peristiwa setiap harinya yang saya lewati, saya coba untuk menulis. Namun terantuk di suatu bagian. Sama seperti ketika saya melangkah, lalu menemukan jalan buntu, saya bukannya berbalik untuk mencari arah yang benar, tapi saya hanya terdiam. Merenungi diri, kenapa saya bisa sampai disini, siapa yang salah, saya yang salah atau ada orang lain yang berperan sehingga saya bisa sampai di tempat ini.

Sekarang adalah fase dimana saya sadar, bahwa merenungi jalan buntu di hadapan saya kurang begitu berarti. Namun, saya menemukan suatu hal baru, daripada saya beputar untuk mencari arah yang benar atau menanyakan arah kepada seseorang, lebih baik saya membongkar jalan buntu. Mendobrak kesadaran yang ada. Saya akan membiarkan kaki terus berjalan dan insting yang menuntun. Ketika ada matahari, biarlah saya berjalan menuju matahari sampai pukul duabelas siang. Lalu beristirahat untuk sekedar mengambil nafas atau minum untuk mengusir haus.

Kaki saya mulai beranjak, untuk membuat kerangka baru dari setiap cuilan kilasan hidup saya bersama orang- orang terdekat dan orang- orang terjauh. Hanya untuk harapan sederhana, yaitu mewujudkan mimpi kecil. Karena hidup adalah perjalanan menuju mimpi...

Gracias

Friday, 30 September 2011

Jakarta-Bandung-Jakarta

Pernahkan kamu merasakan ingin sekali mempunyai sesuatu?

Aku sedang ingin. Ingin sekali. Tapi rasa rasanya tidak bisa tercapai. Ingin apa? Ingin ada embel- embel S.T di belakang namaku...

Ya... Emang klise sih, tapi bukannya setiap orang yang kuliah pengen lulus? Sama aja kayak setiap orang yang lapar pengen kenyang. Ya... Aku kelaparan. Alhasil, hidupku akhir- akhir ini berakhir melodramatis. Nonton Oprah nangis, nonton the Ghost Wisperer nya Jennifer Love Hewwit nangis, nonton National Geographic nangis, bahkan nonton animax juga nangis. Lebih nangis lagi kalo nonton putri yang ditukar. Sedih... Kenapa masih ada yang mau nonton anak 16 tahun dibedakin kayak ibu- ibu dan diculik ke Hongkong.

Okey, back to basic. Kesalahan sebenarnya terletak di aku. Yang udah ngelamar kerja sebelum lulus. Ga kepikiran aja kalau kerja menguras tenaga dan otak. Capek. Pulang- pulang cuman pengennya nonton Glee sambil merem melek karena ngantuk. Udah gak cukup otaknya buat kerja lagi. Dan ternyata bolak balik Jakarta- Bandung- Jakarta dalam sehari seminggu sekali itu sangat melelahkan. Apalagi kalau cuman buat ketemu dosen setengah jam.

Yeah, I don't want to get tortured. I think my BF already enough to  hear from me about this matter...

Dear, blog sayang... Maapin mamah ya :*

Wednesday, 21 September 2011

Bizarre Love Triangle

Ini adalah kisah tentang istri yang ditukar...

 

Pada suatu ketika, tersebutlah cerita tentang suami istri yang tinggal di suatu kota metropolitan. Sebut saja mereka tinggal di Jekardah.

Sang suami sebenarnya terpaksa menikah dengan istrinya, dia hanya ingin menyenangkan hati ayah ibunya karena sudah 50 tahun ia menjomblo, namun belum ada yang mau dengannya, lagian, bapak ibunya berpesan sebelum meninggal, "Nak, jangan mau jadi jomblo seumur hidup, ibu gak tahan lagi digosipin di dunia. Apalagi di akherat.", kata ibunya.

 

Pada suatu hari, sepasang suami istri tersebut pergi ke warteg a.k.a warung tega(l). Sudah 3 tahun mereka menikah, sang suami tetap tidak bisa jatuh cinta kepada istrinya, sampai suatu saat semuanya berubah...

Ketika sang suami melihat sebuah sosok di warteg itu...

Dia imut, putih, langsing, mulus, mempesona, kepalanya besar, menunjukkan intelejensia tak terhingga. Tertutup dengan topi hijau, dia sangat sempurna.

Tak ayal lagi, sang suami langsung jatuh cinta pada sosok tersebut. Ia pun rela menukar istrinya dengan sosok itu. Ya... sang suami rela menukar istrinya dengan sebatang tauge...

 

Setelah tauge dan sang lelaki bertemu, dunia pun berubah. Sang suami terus menerus memandangi tauge. Ia tidak peduli dengan istrinya lagi, yang sekarang meringkuk di baskom sayur tempat tauge biasa nongkrong sepanjang hari menunggu pelanggan.

 

Pada suatu hari, tetangga si suami itu, pergi ke warteg. Ia terkejut setelah tahu, bahwa ada suami yang tega menukar istrinya dengan sebatang tauge putih. Dengan berat hati, si tetangga itu pun membeli sang istri dengan harga Rp 2000 sebungkus. Lalu ia pergi ke rumah suami istri tersebut. Tujuannya adalah untuk mengantar sang istri kepada pelukan suaminya.

 

Kehidupan sang suami sekarang mulai berubah. Ia sering senyum- senyum di depan tauge. Ia menciumi tauge, walaupun baunya sudah seperti sayuran basi. Ketika itu, tetangganya mengetuk pintu. Sang suami dengan malas membuka pintu, ia merasa kesenangannya terganggu.

 

"Permisi Pak, saya membawakan bungkusan untuk bapak.", kata tetangganya.

"Apa ini? Pakai repot- repot segala", ucapnya basa- basi.

"Ini istri bapak pak...Is....triiii...ba....paaakkk...", kata tetangganya dengan slow motion.

"Oh, kan udah saya tuker pake tauge, Bu."

"Apa?" (zoom in...zoom out)

"Bisa ibu jual lagi, atau ibu jadikan orak arik..."

Lalu sang suami beralih pandang ke bungkusan yang berisi istrinya...

"Kamu saya talak satu"

"Kamu saya talak dua"

"Kamu saya talak tiga"

"Selesai"

 

Sang suami kembali lagi asyik masyuk dengan taugenya.

 

"Tunggu, kenapa bapak tega melakukan ini? Anda membuang istri Anda sendiri???"

, kata tetangganya.

 

 

Hening...

 

"Daripada bapak buang istri bapak, lebih baik saya jadikan isi tahu jeletot saja.

.. Boleh??"

 

 

Sang istri bengong...

 

 

 

-Fin-

Wednesday, 7 September 2011

Lubang Air Mata dan Korelasi Terhadap Ayah

Aku tahu, aku terlahir setelah 31 tahun kau bernafas, setelah hampir 10 bulan kau menunggu. Mungkin terlalu jauh umur kita, kau pikir. Aku memang tak pernah mengerti apa yang kau pikirkan dan jalan pikiranmu. Memang kita tak pernah jadi sahabat, Pak. Sebagaimana aku mencoba. Dari sapaan sederhana, kelitikan, tertawaan, sampai dengan pembahasan ikatan karbon, kimia industri, obat- obatan tradisional, dan filosofi kitab suci. Kadang aku tak mau pulang, hanya dengan memikirkan, semakin lama aku di rumah, semakin kita sering beradu mulut, atau berakhir dengan tangisan diam- diamku ketika aku terlalu kesal dan tak bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku, di otakku.

Memang, aku terlahir tak sempurna. Semua orang seperti itu, Pak. Aku bayi istimewa, terlahir tanpa lubang air mata. Setelah keluar dari rahim ibu, aku hanya berteriak, tanpa menangis. Aku jadi bertanya- tanya, apakah kau bersedih, apakah curiga, panik, atau biasa saja. Tahu- tahu, aku sudah mendapatkan lubang air mata baru. Ketika kini aku menangis, aku tersadar, lubang air mata berperan begitu besar. Seringkali aku menyesali, mengapa kau harus membuatkanku lubang air mata. Karena lubang artifisial itu, air mataku sering terkuras. Habis. Apalagi ketika kau tak pernah mau peduli, bagaimana kerasnya duniaku.

Kau ayah, kau bertitah, kau menunjuk, kau memerintah. Aku anak, aku menurut, aku menunduk. Apakah aku boleh menolak, saat kau memintaku masuk jurusan kedokteran? Itu ambisimu, Pak. Kau ingin menjadi seorang dokter. Aku tidak. Apakah kau mendengarkan aku ketika aku ingin mengatakan bahwa SPMB waktu itu salah tempat? Kau tuduh aku tak siap, tak pandai mengatur diri. Bukan salahku, Pak. Salah mereka, yang tak becus mengatur jadwal. Dua ribu anak lainnya terlantar, termasuk aku. Kau berkata, "Kamu mencoba mengajari aku?". Aku menangis, sedih, karena kau tak pernah mau peduli. Hatimu tak bertelinga, pikiranmu terlalu dangkal. Aku anakmu. Dan kau tidak mendengarkanku. Tak sadarkah, kau waktu itu mulai menebarkan benih benci di diri anakmu.

Aku setidaknya ingin kau mendengar apa yang bisa kau dengar. Aku perempuan, Pak. Aku berpikir menggunakan hati. Bertindak dengan sedikit rasio, dan menggunakan perasaan untuk berbicara. Sedang kau tak pernah mengerti. "Cuma begitu aja nangis!", serumu. Apakah aku harus menjadi seorang anak laki- laki sehingga aku bisa mengerti inginmu. Padahal aku sangka ikatan fusi begitu erat diantara kita. Aku terlalu banyak mewarisi sifatmu. Aku terus melatih diri agar tak sakit hati saat kau berbicara. Tapi kau anggap aku tak mendengarkanmu.

Terlalu banyak asumsi- asumsi berkecamuk di pikiranku. Berkelahi sendiri seperti suporter sepakbola yang melihat kesebelasannya kalah di lapangan hijau. Tolong beritahu aku, Pak. Dengan hati. Apa yang kau maksudkan ketika kau bertindak dan berucap. Ketika aku selesai menuliskan ini, aku akan mendidik diri, untuk mengungkapkan bahwa aku sayang Bapak. Dan aku tak akan berhenti berharap bahwa kau akan berkata, "Anakku, aku mencintaimu."

Tuesday, 6 September 2011

Euforia Lebaran 2011

Liburan lebaran 2011, yak! Dapet seminggu libur... Yay! Saya dan keluarga berencana untuk jalan- jalan ke Malang sambil mampir di sana sini. Reportnya, nanti deh, habis postingan ini. Minimal saya punya waktu buat menyusun kata- kata bagus :D

 

See ya!

Wednesday, 24 August 2011

Harapanku, Mak...

Katanya aku dewasa sekarang,
namun kubilang kepada Mak,
"Mak,masukkan lagi aku kedalam perutmu."
Agar aku tak merasakan lagi panasnya udara,
atau matahari yang membara.
Agar aku tak kadung rindu pada angin gunung,
atau keinginan main bersama burung.

Mak, kalau tak bisa kau masukkan lagi aku ke dalam perutmu,
bilangkan saja pada Sang Maulana,
agar aku bisa menjadi bayi lagi.
Menyusu tetekmu yang empuk dan hangat,
dan menangis saat tak ada yang menyumpal mulutku.
Aku bisa berak di celana,
itu bukan bencana.

Aku ingin Mak, tak merasakan kerasnya dunia.
Harus bangun pagi- pagi buta,
lalu mencari kerja.
Istriku minta cerai, Mak,
sudah enam bulan dia tak kunafkahi.

Kembalikan aku Mak,
ke dalam perutmu dan tak usah dilahirkan lagi.

Monday, 22 August 2011

Pergi???

Aku kembali pada kamar berukuran 3x3 Meter itu. Ruangannya ditemani lemari kayu yang lapuk dimakan rayap. Ketika kutarik lacinya, debu putih memenuhihidungku, membuatku terbatuk, dan mengumpat "sialan!". Kujejalkan kembai laci yang berlubang itu. Dimensinya tak lagi serasi dengan inangnya, kurasa laci itu merasa tak diharapkan lagi. Serbuk kayu tadi menaburi tumpukan bajuku, membuatku berpikir untuk mencucinya lagi, namun kuabaikan. Kualihkan pandangan ke setumpuk pakaian kotor dalam keranjang, kunikmati bentuknya lalu terdiam. Kuambil satu, lalu kukembangkan cuping hidung. Kurenggut oksigen dalam- dalam melalui sela-  sela seratnya. Apak dan kecut, "Acem ih...", katamu sambil tersenyum. Kurebahkan tubuh sambil kututupi wajahku dengan bantal.

***


Kamu seperti alkohol, nikmat, sedikit pahit saat diteguk, menghangatkan tubuh, dan memabukkan. Membuat aku tertawa saat tidak ada apa- apa dan membuatku menangis saat kau tiada. Aku baru tahu kau luar biasa, saat rokok dan vodka tidak bisa menggantikan kehadiranmu. Kau yang membuatku berhenti, kau yang membuatku memulai lagi. Menyedihkan, aku yang biasanya tahu apa yang akan terjadi pada diriku dalam setengah jam sebelumnya, sekarang, aku terus merenungi masa setengah tahun lalu.  Terlalu malu untuk memintamu kembali, aku sekarat hampir mati. Sekarang bahkan aku tak tahu kau kemana lagi. Mungkin kau ke pantai, atau ke gunung, atau bisa jadi kau di perempatan jalan, meminta- minta, mengamen, menjajakan permen, tahu, dan aqua.

Tiga tahun kau buat aku menderita karena kebersamaan kita. Kalau kau akhirnya pergi juga, kenapa kita ditakdirkan bersua. Ini salah siapa?

Friday, 19 August 2011

Bullying Message

Hari ini saya mendapat sms dari orang yang sama sekali tidak saya kenal. Dia menyamar sebagai pacar saya. Bahkan lebih posesif dari aslinya. Jika saya tidak balas smsnya dalam dua menit, dia akan mengirimkan pesan: "Kenapa kamu ga balas sms aku?". Sedangkan saya sudah tidak tertarik menghadapi orang- orang seperti ini. Aaah... lain kali saya berjanji pada diri sendiri, tidak akan usil menanggapi sms seperti ini lagi. Ujung- ujungnya?? Dia minta tidur bareng. Tepatnya, dia meniduri saya. Tidur bersama. Oh, don't even thing that I fulfill his wish.

Hello, I've got sex message from someone I don't know either.
Thank you for the lesson.

Friday, 12 August 2011

Terimakasih Untuk Nada dan Penciptanya

Terimakasih kepada pencipta nada, karena dimana kamu ada, disitu ada cinta. Nada tak pernah lepas dari energi, dunia Sang Bijaksana, dan ketika aku merasa ada nada, pandanganku jadi berwarna. Pencipta nada seharusnya memiliki semesta, bukan mereka yang biasa bicara tentang senjata, atau perampas hak orang jelata. Aku memuja dirimu wahai pencipta nada. Kutemukan imortalitas sejati penikmat alam semesta ketika kugabungkan nada dengan mimpi yang belum menemui realita. Ketika pertama aku mengucap nada, kurasakan getar kimia yang belum pernah kualami sebelumnya. Semua mengandung misteri dan menyangkut hati.

Karena tak pandai aku merangkai kata, kugabung nada menjadi cerita.

Tobo Begoshi- The Fugitive Lawyer




  • TV Show: The Fugitive Lawyer

  • Romaji: Toubou Bengoshi

  • Japanese: 逃亡弁護士

  • Director: Keita Motohashi, Keiichiro Shiraki, Mineya Tanaka

  • Writer: Yusuke Watanabe, Takehiko Hata, Hideki Tsuyoshi (manga), Yu Takada (manga)

  • Network: Fuji TV

  • Episodes: 11

  • Release Date: July 6 - September 14, 2010

  • Runtime: Tuesdays 22:00

  • Ratings: 9.1% (weekly average)

  • Language: Japanese

  • Country: Japan


Plot


Makoto Narita (Yusuke Kamiji) is a lawyer who is framed for murder, arson, and embezzlement. Knowing he cannot fight the charges without finding the real murderer, Narita escapes from prison. He now becomes a fugitive and is placed on the most wanted list. While searching for the real criminal, Makoto Narita also helps the people he comes across using his legal background.

Ami Ninomiya (Satomi Ishihara) is the daughter of Makoto Narita’s professor and works as a reporter for a weekly magazine. She has feelngs for Makoto Narita

Review:

Lumayan bagus sih, soalnya ceritanya juga agak beda, beberapa terasa berat karena membahas tentang hukum. Tapi seperti kebanyakan cerita dorama Jepang yang suka ‘memakai hati’, dorama ini mengajarkan pada kita agar menjadi penegak hukum yang baik *halah.

Rate: 7.5/10




Friday, 5 August 2011

Mimpi

Tadi malam aku memintamu menginap di apartemenku, hanya sekedar untuk melepas rindu. Kau memang tak tersentuh, bahkan oleh tanganmu sendiri. Aku cukup bahagia melihat kau tertidur pulas di karpet bulu sambil berselimutkan sleeping bag yang biasa kubawa ke gunung. Di udara Jakarta yang sepanas ini, masih saja kau tidak bisa tidur tanpa selimut, walaupun nantinya saat bangun kau akan menemukan dirimu dalam keadaan basah seperti keluar dari kolam renang.

Pukul 3 pagi, waktu yang katanya begitu sakral, aku terbangun oleh mimpi yang menyebalkan. Di mimpiku, tidurku ditemani oleh seseorang laki- laki tak kukenal. Ketika bangun, dia mencium bibirku, lalu kucium bibirnya. Lalu dia tertawa, dia merasa aku miliknya. Harga diriku mati terbawa angin. Cih. Lalu aku berlari mencari kamu, namun kamu tak ada. Kamu hilang. Tawanya terus menggema di telingaku. Aku terbangun.

Saat mataku terbuka, kumelihat langit- langit kamar, lalu samar- samar kurasakan tanganmu memelukku dari belakang. Ternyata kau tak lagi berselimutkan karpet bulu, kau rebut selimutku.

Senyumku mengembang seperti anak kecil yang baru saja dibelikan balon. Ah, semoga tadi tak hanya mimpi. :)

Thursday, 14 July 2011

10 Alasan Kenapa Kamu Unfollow Seseorang


  1. Spammer: dikit- dikit iklan, dikit- dikit iklan… iklan sih boleh, tapi dikit- dikit aja… Gak mau kan kalo time line kita diisi sama tweet dia yang nawarin produknya dia terus. Kecuali, kalo kamu mau follow suatu produk yang kamu cari iklan dan promonya.

  2. RT abuser: kalau yang ini sih sebenarnya relatif, ada orang yang biasa- biasa aja kalau ngeliat orang lain pakai RT buat balas tweet dari orang lain. Tapi, kepikiran gak sih sebenernya kita menyia-nyiakan 140 karakter twitter dan kita harus ribet sendiri kalau membalas tweet pakai RT. Dan lagi, balas tweet pakai RT itu oldschool, guys!

  3. Show-off guys: Dia tidak bisa membedakan bagaimana harus menulis status yang update dan pamer

  4. Alay: kalau ini udah jelas bikin mata kita sakit gara- gara nulis GeD3 k3tJiL dicampur angka

  5. Tukang ngeluh: Bayangkan hari kita yang indah ini menjadi tidak menyenangkan karena melihat status orang lain yang selalu mengeluh karena hal sekecil apapun. Entah karena cuaca, kondisi jalan, nilai ujian, bos di kantor, ato bahkan karena ikan peliharaan tetangga. Perlu dong kita didukung status yang bahagia buat jadi mood booster.

  6. Sarcas-nisme : Ini istilah yang saya bikin sendiri sih *penting. Maksudnya sih orang yang suka ngata-ngatain siapapun seenaknya. Sebenarnya orang seperti ini pengecut, karena cuma bisa bicara via twitter. Paling di depan orang lain yang dikata- katain cuman diem aja. Lagian kata- katanya pasti ga enak dilihat.

  7. Mesum-man: kalau ini relatif. Mungkin aja ada orang yang suka follow sesuatu yang mesum. Yaaah…kalau saya sih ga masalah asal dibayar XD

  8. Penghuni dunia galau: Dunia di sekitarnya cuman abu- abu kalau nggak biru. Jarang banget cerah ceria berwarna merah. Seringkali kita ngeliat statusnya dan bilang “Apa sih? Galau melulu deh, gue kan jadi ikut galau!” *ouch

  9. Orang (agak) bodoh: kalau ini biasanya orang yang suka mention artis tapi twitternya di-protek. Dia pikir artisnya bisa baca kalau dia nggak follow lo? Helloww

  10. Orang (agak) aneh: Yang ini suka pake kata- kata teknologi tinggi yang cuma dia yang tahu. Pertamanya sih kita bakal bilang, “Wuiiih, pinter banget nih orang.” tapi lama- lama kita akan bilang “Wiih, aneh banget nih orang, ga pernah ngomong bahasa manusia.”


IMHO, no offense

Tuesday, 12 July 2011

Limitless- When You Open Your Mind

Acting bradley cooper di film ini keren, dapet banget waktu dia jadi ‘orang gembel’ yang kemudian tiba- tiba menjadi orang keren berdasi dan berjas. Pada dasarnya film ini bercerita tentang kehebatan obat yang dinamakan NZT yang bisa mengendalikan 100% kemampuan otak siapapun yang meminumnya. As you know, we only use 20% of our brain, or less… like me(crap!). Sayangnya efek obat ini hanya bertahan selama sehari (sepertinya). Yang jelas obat ini tidak bertahan selamanya, dan satu lagi, jika orang yang sudah terbiasa minum obat ini, tidak meminumnya lagi, maka ia akan pusing, muntah, kemudian mati (wew).


Ujungnya, diceritakan bagaimana kesuksesan Bradley Cooper menggunakan obat ini, dan bagaimana setiap orang di Amerika menginginkan obat ini. Akhirnya, mungkin agak menggantung, mungkin sutradara film ini menginginkan akhirnya seperti inception atau shutter island yang bakal bikin kita penasaran, tapi efeknya tidak begitu terasa, dan saya tidak begitu peduli (ups!). Di tengah- tengah film ini agak membosankan, karena hanya menceritakan keberhasilan Bradley yang menurut saya datar- datar saja dan bikin ngantuk. Minimal ada sedikit action keren yang disajikan.

What will I do if I am in this movie? Saya ingin mengkonsumsi NZT, kemudian membuat lab yang tidak akan habis memproduksinya, suruh orang buat bikin efek sampingnya berkurang.

Rating:

Story: 7/10

Effect: 5/10 (I don’t like the raining alphabets)

Overall: 7/10
 

I am Nia Template by Ipietoon Cute Blog Design